Sunday, December 23, 2007

What is Motivation?

Kita sudah sering mendengar kata motivasi. Kita tanyakan lebih detail lagi. Apa sebenarnya motivasi ini? Apa yang menggerakkan kita sehingga kita mempunyai motivasi? Bagaimana supaya kita bisa termotivasi?

Dalam 2 Days Life Changing Workshop, inhouse Motivation Power with NLP di PT. LEN Industri Jl. Soekarno Hatta Bandung pertengahan Desember 2007, setelah TNA dengan pihak HRD, saya diminta menyelesaikan problem para karyawan yang rata-rata sudah 16 tahun bekerja yang dirasakan sudah dan akan “deadwood” oleh pihak management. Workshop 2 hari yang diikuti oleh 30 orang ini saya akhiri dengan Firewalk, sebagai motivation booster-nya. Pelatihan ini adalah pelatihan ke-2 setelah PT.LEN Industri menyatakan “sangat puas” pada pelatihan pertamanya.

Saya bersyukur, belasan karyawan yang diindikasikan sudah ‘deadwood’, terlihat semangat kembali. Ini langsung terlihat dalam sikap mereka yang justru secara rata-rata lebih antusias dibandingkan dengan peserta yang lain.
Ya, kalau mindset-nya sudah nge-“klik”, siapapun dapat berubah seketika.

Yang dituntut oleh perusahaan, bukan hanya NLP sekedar teori atau pengetahuan saja, tetapi NLP sebagai down to earth applications, bagimana NLP mampu mengubah perilaku karyawan sehingga lebih baik. Life solution, begitulah kira-kira.

Bagi anda yang telah mengikuti pelatihan Dale Carnegie, anda tentu masih ingat “AMBAK” (Apa Manfaat BAgiKu). Kalau otak kita mengatakan bahwa, sesuatu itu tidak ada gunanya bagi kita, maka sangatlah wajar bahwa kita tidak melakukan sesuatu itu. Ini adalah hal yang alamiah.

Apa itu motivation? Motivation adalah “motive”+“action”, yaitu alasan seseorang untuk melakukan “action”, yaitu melakukan sesuatu pekerjaan. Anthony Robbins dalam sebuah acara Life Motivation di Toronto USA pertengahan 2006 yl. mengatakan:”I’am a why guy. Why you do it? What is your motive for action? What is your drive in life? I beliefs the invincible force, internal drive is the emotion”.

Lebih lanjut lagi, dalam salah satu NLP Meta Program, salah satunya adalah “Avoid Pain & Gain Pleasure”, yaitu manusia termotivasi/tergerak karena menghindari rasa sengsara dan mencari kenikmatan. Kalau otak kita tidak tergerak secara “emosi”, maka kita tidak melakukannya.

Dalam artikel lain (………………………….), telah saya ungkapkan, bahwa motivasi saya mula-mula untuk mendalami NLP dan membeli puluhan buku NLP adalah, karena untuk menterapi anak saya yang stress berat dan phobia sekolah, sehingga tidak mau sekolah 3 bulan! Saya terapi dengan NLP, hanya 3 minggu sudah mau sekolah lagi (setelah 3 bulan diterapi 3 psikolog dan psikiater “tidak sembuh”, dan tidak jelas kapan sembuhnya….)

Anda bisa membayangkan, “hasil” penelaahan dan pembelajaran yang begitu “detail dan dalam” pada NLP ini.
“NLP is nothing, but must remedy and change someone life” (Adhi Susilo)

Nah, diantara kita mungkin belum tergerak untuk berbuat sesuatu “lebih”, tetapi sekedar “mengikuti arus” kehidupa di tempat kita bekerja, hanya sekedar mengikuti SKI (Sistem Kinerja Individu), SMK (Sistem Manajemen Kinerja), dll. Apakah memang “hanya untuk memenuhi itu” kita bekerja? Apakah anda stagnan pada pemikiran dan “tujuan hidup” seperti itu?

Ya, orang-orang yang extra-ordinary (orang-orang yang luar biasa, di atas rata-rata), tentu tertantang untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, lebih tinggi, lebih bermakna, lebih berguna untuk orang lain.

Kalau AMBAKnya tidak didapat, justru kita harus cari.
NLP menawarkan banyak alternatif solusi
Caranya seperti apa Pak Adhi?
Pada lain artikal akan saya bahas lebih lanjut, terlalu panjang saya uraikan disini....

No comments: