Sunday, December 23, 2007

Keluarga harus juga di-hypnotherapy…….

Dalam beberapa kali sesi Parenting (teknik mendidik dan membesarkan anak dengan metoda hypnosis), ada beberapa orang tua yang telah membawa anaknya ke ahli jiwa, tetapi tidak juga mendapatkan hasil yang menggembirakan. Sekitar 2 minggu lagi ternyata “penyakit” anak tersebut kambuh kembali, bahkan penyakit ini semakin parah, anak semakin “berandalan”. Tentu saja orang tuanya pusing 7 keliling serta stress. Bagaimana teknik terapinya? ……

Dalam HypnoParenting, pertama, tentu digali dari orang tuanya, ada apa dengan sang anak, serta apa-apa yang sudah dilakukan orang tua terhadap sang anak tadi. Tahap berikutnya, intake interview dengan sang anak. Pada awal terapi ke anak, harus ditanamkan rasa percaya, bahwa saya sebagai hypnotherapist mampu membantu menyelesaiakan masalah anak tadi.
Tanpa trust ini, anak tidak akan terbuka.

“Percuma pak,dulu juga saya pernah dikirim ke psik........, tapi nggak berhasil”.

Nah disinilah, anda yang berprofesi sebagai hypnotherapist harus mampu meyakinkan bahwa anda mampu menyelesaikan masalahnya. Dari mana kita tahu bahwa dia percaya kepada kita sebagai hypnotherapist? Amati saja raut wajahnya.......
Yang paling ampuh adalah, saya katakan bahwa nanti orang tua juga harus diterapi. Barulah dia tenang, dan mau terbuka kepada saya.

Pada orang tuanya saya katakan: ”Kalau anak bermasalah, kira-kira tanggung jawab siapa untuk menyelesaikan problem ini? Tanggung jawab saya sebagai terapist, tanggung jawab bapak & ibu, atau tanggung jawab sang anak?”

”Ya, tanggung jawab kami sabagai orang tua”
”Benar. Kalau begitu, bagaimana kalau bapak & ibu saya beri tip dan cara untuk mendidik anak?”
”Ya, tentu kami mau”
”OK. Jadi tentunya bapak & ibu sanggup untuk mengikuti tips-tips hypnotherapy yang akan saya berikan. Berarti bapak yang akan men”terapi” sendiri putra bapak. Berarti disini mempunyai tanggung jawab yang besar”. Deal pak? Yes! (disini saya pakai Ericksonian Hypnosis untuk proses persuasi dengan bapak/ibunya)

Nah, disinilah peran hypno parenting masuk, yaitu teknik-teknik komunikasi dengan anak, alias orang tua harus juga di-hypnotherapy sebagai modal untuk menterapi sang anak. Bukankah sang orang tua kesehariannya sering bertemu dengan sang anak?
Jadi, orang tua harus diberi ilmu terapi, agar saya tidak repot lagi......
.
Solusi yang saya berikan berkisar tentang pemberian apresiasi yang cukup sering kepada anak, mengubah cara komunikasi non-verbal, peningkatan self esteem, interrupt behavior pattern, pembentukan anchor baru yang positif dan self hypnosis serta chair therapy pada sang anak.

Teknik Hypnotherapy untuk Orang “Gagap”

Sebagai hypnotherapist, saya selalu tertantang untuk menyembuhkan pasien dengan sebaik-baiknya. Masalah “gagap” berbicara ini banyak ditemui di banyak Negara, termasuk di Negara kita tercinta. Ada 2 macam, yaitu stammering (sulit berbicara) dan stuttering (sulit mengeluarkan kata-kata tertentu). Bagaimana teknik menterapinya? ……

Dari beberapa orang yang saya tangani, ternyata pada semuanya berawal dari ketakutan, trauma masa lalu yang membekas sampai hari ini. Tentu saja intake interview yang dilakukan harus cukup hati-hati dan sangat empati agar tidak menambah stress pasien. Pada tahap yang sederhana, seseorang sebenarnya hanyalah tidak percaya diri dalam berbicara public speaking, dan pada tingkat yang parah sampai stammering atau stuttering.

Orang gagap (juga termasuk trauma public speaking) biasanya sangat menderita, apalagi kalau orang ini bekerja di sebuah kantor, kadang-kadang rapat, mengeluarkan pendapat, menghadap pimpinan dll. Adrenalin selalu terpacu, fight & flight automatic response muncul secara intensif. Dipastikan kariernya sangat sulit berkembang, nasibnya sudah dapat diduga akan payah.

Terapi yang sudah saya buktikan berhasil haruslah cukup holistic, yaitu selain self labeling (belief system) yang diubah, trauma healing, juga diajarkan instant relaxation dimanapun dia berada, disertai dengan anchor positif. Pada stammering dan stuttering yang parah, mutlak harus ditambah dengan facial massage tertentu secara bertahap dan diberi pekerjaan rumah dalam hal “berbicara” sampai level tertentu.

Mengapa dengan facial massage?
Ini karena secara “hardware”, syaraf-syaraf di wajah yang menjalankan fungsi berbicara, biasanya sangat kaku, sehingga “perintah” bicara dari otaknya tidak dapat dengan sempurna dilaksanakan oleh organ-organ alat bicara.

Dengan massage ini, telah terbukti kesembuhan berjalan dengan amat pesat…..

Kenali “Modus Operandi” client anda!

NLP/Success Tips #5: Tahukah anda bahwa setiap orang mempunyai “modus” operandi yang sangat menentukan pola pikir orang tersebut. (Wah...wah.. kok seperti polisi saja... ada modus operandi.....). Eit, tunggu dulu.... Apa sih tujuannya? Inilah penjelasannya......

Kita sebaiknya harus tahu modus operandi orang lain, termasuk ”client” anda. Apa sih tujuan mengetahui modus ini? Bilamana kita mengetahui modus seseorang, maka dengan lebih mudah kita ”masuk” dalam ”dunianya”, dan mudah ”menguasainya” (yaitu mengakrabinya, menawarkan produk baru, mudah sales closing, dll).
Inilah penjelasannya.......

Menurut para ahli NLP, manusia mempunyai 3 modus operandi yang disebut modality, yaitu orang yang lebih menyukai ”pandangan mata” (Visual=V), ”pendengarannya” (Auditorial=A), dan ”perasaannya” (Kinestetik=K).

Perhatikan saja, ada orang yang lebih senang pada brosur-brosur yang berwarna-warni, ini adalah modus Visual (V). Ada pula yang lebih senang bila diterangkan saja, tidak perlu dengan brosur, ini adalah modus Auditorial (A).

Ketika anda tahu modus client anda, maka supaya lebih akrab dan mudah ”menjual” ke client tersebut, anda melakukan pendekatan (rapport building) dengan ”menyamakan” dengan modus yang dimilikinya. Misalnya, client berbicara agak cepat dan semangat, maka anda juga melakukannya dengan cara yang serupa. Ini akan membuat dia merasa nyaman dengan anda.

Kalau diibaratkan di dunia komunikasi komputer, protocol link komunikasi sudah anda ketahui, sehingga anda tinggallah memasukkan informasi ke kompuer tersebut dengan lancar, tanpa sedikitpun hambatan...........

Selamat -secara conscious- mengenali modus operansi client anda....

What is Motivation?

Kita sudah sering mendengar kata motivasi. Kita tanyakan lebih detail lagi. Apa sebenarnya motivasi ini? Apa yang menggerakkan kita sehingga kita mempunyai motivasi? Bagaimana supaya kita bisa termotivasi?

Dalam 2 Days Life Changing Workshop, inhouse Motivation Power with NLP di PT. LEN Industri Jl. Soekarno Hatta Bandung pertengahan Desember 2007, setelah TNA dengan pihak HRD, saya diminta menyelesaikan problem para karyawan yang rata-rata sudah 16 tahun bekerja yang dirasakan sudah dan akan “deadwood” oleh pihak management. Workshop 2 hari yang diikuti oleh 30 orang ini saya akhiri dengan Firewalk, sebagai motivation booster-nya. Pelatihan ini adalah pelatihan ke-2 setelah PT.LEN Industri menyatakan “sangat puas” pada pelatihan pertamanya.

Saya bersyukur, belasan karyawan yang diindikasikan sudah ‘deadwood’, terlihat semangat kembali. Ini langsung terlihat dalam sikap mereka yang justru secara rata-rata lebih antusias dibandingkan dengan peserta yang lain.
Ya, kalau mindset-nya sudah nge-“klik”, siapapun dapat berubah seketika.

Yang dituntut oleh perusahaan, bukan hanya NLP sekedar teori atau pengetahuan saja, tetapi NLP sebagai down to earth applications, bagimana NLP mampu mengubah perilaku karyawan sehingga lebih baik. Life solution, begitulah kira-kira.

Bagi anda yang telah mengikuti pelatihan Dale Carnegie, anda tentu masih ingat “AMBAK” (Apa Manfaat BAgiKu). Kalau otak kita mengatakan bahwa, sesuatu itu tidak ada gunanya bagi kita, maka sangatlah wajar bahwa kita tidak melakukan sesuatu itu. Ini adalah hal yang alamiah.

Apa itu motivation? Motivation adalah “motive”+“action”, yaitu alasan seseorang untuk melakukan “action”, yaitu melakukan sesuatu pekerjaan. Anthony Robbins dalam sebuah acara Life Motivation di Toronto USA pertengahan 2006 yl. mengatakan:”I’am a why guy. Why you do it? What is your motive for action? What is your drive in life? I beliefs the invincible force, internal drive is the emotion”.

Lebih lanjut lagi, dalam salah satu NLP Meta Program, salah satunya adalah “Avoid Pain & Gain Pleasure”, yaitu manusia termotivasi/tergerak karena menghindari rasa sengsara dan mencari kenikmatan. Kalau otak kita tidak tergerak secara “emosi”, maka kita tidak melakukannya.

Dalam artikel lain (………………………….), telah saya ungkapkan, bahwa motivasi saya mula-mula untuk mendalami NLP dan membeli puluhan buku NLP adalah, karena untuk menterapi anak saya yang stress berat dan phobia sekolah, sehingga tidak mau sekolah 3 bulan! Saya terapi dengan NLP, hanya 3 minggu sudah mau sekolah lagi (setelah 3 bulan diterapi 3 psikolog dan psikiater “tidak sembuh”, dan tidak jelas kapan sembuhnya….)

Anda bisa membayangkan, “hasil” penelaahan dan pembelajaran yang begitu “detail dan dalam” pada NLP ini.
“NLP is nothing, but must remedy and change someone life” (Adhi Susilo)

Nah, diantara kita mungkin belum tergerak untuk berbuat sesuatu “lebih”, tetapi sekedar “mengikuti arus” kehidupa di tempat kita bekerja, hanya sekedar mengikuti SKI (Sistem Kinerja Individu), SMK (Sistem Manajemen Kinerja), dll. Apakah memang “hanya untuk memenuhi itu” kita bekerja? Apakah anda stagnan pada pemikiran dan “tujuan hidup” seperti itu?

Ya, orang-orang yang extra-ordinary (orang-orang yang luar biasa, di atas rata-rata), tentu tertantang untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, lebih tinggi, lebih bermakna, lebih berguna untuk orang lain.

Kalau AMBAKnya tidak didapat, justru kita harus cari.
NLP menawarkan banyak alternatif solusi
Caranya seperti apa Pak Adhi?
Pada lain artikal akan saya bahas lebih lanjut, terlalu panjang saya uraikan disini....